Bengkalis ,NUANSA POST.
Dibentuknya Forum Masyarakat Peduli Gambut Pulau Rupat (FomPGPR) dari jejak pengalaman pahit, jeritan hati warga menangis akibat kandasnya harapan selama belasan tahun lahan gambut dikawasan hutan tidak dapat dinikmati sebagai manfaat ekonomi,untuk berkehidupan bahkan menjadi ganjaran sebagai musibah banjir dan asap karhutla menyebabkan hiruk pikuk warga selama ini sering terjadi di Pulau Rupat karena tidak ada wadah bagi masyarakat membawa aspirasi peduli gambut dan lahan pada dua Iklim yang kerap terjadi,menjadi momok kehidupan.Dapat dinilai dari pihak diluar sana pun ini menjadi suatu sorotan bila wilayah gambut ini di pandang sudah hancur begitu parah,untuk mengindari hal tersebut mari kita diskusi bersama nantinya melalui forum yang dibentuk untuk melangkah lebih jauh hingga dibentuknya Forum tersebut, Jumat (3/3/2023)
Pembentukan Forum Masyarakat Peduli Gambut Pulau Rupat (FoMPGPR) dihadiri sejumlah ativis dari mahasiswa,tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat, berlangsung lancar. Tampak hadir pula Ketua KNPI Kec.Rupat, Engki Saputra ,M.Subari seperti " Salikhin, Nanang Sarwan, Zaini", selaku pejuang gambut Rupat, dan Pemuda Pejuang Rupat, " Imam Komardi,Ibnu Sirwan,M.Eriyan,Joko Susanto,Suprianto,Kamarudin dan lain
“Pembentukan Kepengurusan FoRMPGPR sebagai Wadah atau perahu Masyarakat Berlayar kemana arah menuju harapan sebagai cita cita kedepan Pulau Rupat, pulau yang terluar untuk dijaga marwah, dan martabat daerah yang tidak sebagai ungkapan kata belaka, tetapi masih banyak penderitaan masyarakat dari nasipnya sebagai petani tertimpah musibah paling berat dirasakan sepanjang waktu yang berlamaan sudah mencekam hati yang menanti kedamaian penuh arti itu,”ungkap Sang Dwi Tunggal Zaini-Lihin yang kerap memperjuangkan Rupat pada lahan gambut.
Hal ini, warga petani ingin mendapatkan keadilan walau tangisnya tidak terlihat, mereka melihat anak anaknya kedepan mau hidup dimana? Jika Pulau Rupat tidak dari sekarang adanya penyelesaian konflik gambut, maka jangaka panjang warga semakin menderita, jelas Salikhin.
Nasib petani yang sudah mulai tua dan renta dapat menumpang hidup bercocok tanam sebagian di lahan milik orang - orang berada di sekitarnya saat ini, yang dapat kita lihat warga Sidomulyo Kel.Batuanjang. Rupat juga kepulauan, perlu diperhatikan serius Pemerintah sebap pulau terluar dari daratan Sumatera dan dikelilingi lautan atau Selat Malaka yang dapat diduga bebas, tepat, cepat peredaran Narkoba yang membahayakan itu, sehingga dapat merusak nama baik daerah, martabat dan Marwah masyarakat Pulau Rupat, Bengkalis pada umumnya.
“Sangat penting kiranya Pembentukan Forum ini bagi masyarakat mengingat bahwa daerah Pulau Rupat dikawatirkan akan tidak terjaga lagi kedepan Udara Segar,sejumlah pihak menikmati hasil Hutan dan lahan Pulau Rupat pada kawasan Gambut sehingga Berdamfak kerugian besar bagi masyarakat Pulau Rupat dari Kelompok Tani sekitar, sebut Salikhin.
Masih banyak warga yang sudah risau bila dikaji dari kerusakan gambut Hutan ada pihak yang diduga berakibat tidak memberikan peluang kepada masyarakat yang sifatnya harus mengutamakan kepentingan golongan, tetapi masyarakat butuh penjelasan, transfaransi keterbukaan yang jelas, agar warga tau kawasan hutan Kelompok Tani tidak dibenarkan menikmati Kehidupannya di sana, ini keluhannya.
Sesungguhnya Gambut tidak dikorbankan sehingga menjadi dampfak, apa lagi lahan untuk kesejahteraan masyarakat, nyatanya lihat dilapangan, baca historisnya,diduga pihaknya tidak melakukan koordinasi awal secara berkeadilan bagi masyarakat,dianggap pulau Rupat tidak berpunya selain Negara? “Apakah masyarakat tidak berhak mendapatkan lahan pertanian dari Kelompok Tani yang ada dalam kawasan hutan Negara,maka sama sama kita cari solusi, mudah mudahan dengan terbentuknya Forum ini ada solusi,papar Ketua Salikhin.
Seperti kata pakar lingkungan hidup, Dr.Elfiriadi kepada Publik,(red) Lihin -Zaini sang Dwi Tunggal Gambut, dalam waktu dekat Cik Gu Lihin,serta jurnalis Zaini juga Ketua Pekat IB,Herman,S akan menggelar pelatihan gambut bekerjasama Pengurus Majelis Nasional KAHMI,insya Allah sebelum tiba bulan puasa Ramadhan thn 2023 akan datang, beliau hadir ke Rupat,jelasnya.
Perjuangan masyarakat Pulau Rupat untuk memperoleh alam lingkungan yang Asri tidak pernah berhenti.Hal itu sudah tergabung ke pada Departemen Restorasi Gambut dan Mangrouve,Majelis Nasional KAHMI bapak Dr.Elfiriadi,S.P,M.Si, Ungkapnya Kepada Publik 28/2/2023 lalu, timpal Pejuang Gambut itu.
Sebelumnya,Kita berharap pihak yang pemberi wewenang kepada pengelolaan kawasan gambut secara Korforasi untuk tidak bertindak sepihak justru harus diawali dengan surpey meninjau ke- lapangan secara terbuka dan sosialisasi pada komponen Masyarakat disertai pihak pemerintah sebagai Fasilitator, bukan diam-diam yang demikian, hingga banyak dugaan hak masyarakat terabaikan, harapan warga itu pada hak - haknya kepentingan kehidupan masa depan dan turunannya, kata Herman.
Sambung Herman lagi,,Kelompok Tani yang ada, Nah ! yang timbul sejak lama mulai tahun 2011 hingga 2023 Konflik berkepanjangan masalah damfak Gambut dan gundulnya Hutan Alam serta Hancurnya harapan warga dalam Kelompok Tapi akibat tidak dapat menduduki lahan nya selama belasan tahun, selain takut dan takut yang tiada kesimpulan, sejak tabun 2014 banjir besar besaran ketika Kemarau timbul asap dan Karhutla besar besaran hingga tahun 2019,itu kasus Nasional,sebutnya.
Tahun 2023, kita masing-masing dan rata- rata mengalami kesusahan dari krisis ekonomi,masing-masing belum tentu ada hasil pencaharian atau usaha yang membuat kita serba lemah,ungkap Pak Nanang Sarwan usai Pembentukan FoMPGPR.
Pejuang gambut itu, Salikhin mengatakan: daerah kawasan lahan Kelompok Tani kita seakan kita tidak punya celah mendapatkan hak mengelola lahan untuk perkebunan masyarakat, terancam api,hal itu cukup lama kita harapkan.
Lalu kemana kita untuk mengadu nasip sebagai warga untuk membuat bekal kehidupan keluarga kita masing masing yang belasan tahun bahkan anak karet yang saya semaikan kini telah tua menjadi pohon induk. Kita juga mulai menua dalam penantian yang belum berakhir,ungkapnya,sedih.
Para pejuang juga sudah pada tua berjuang hanya seperti anak ayam kehilangan induk, bersuara dan menjerit namun tiada induk yang mencari anak dalam keadaan lumpuh tak berdaya terdampar saat hujan dan embun malam, ditekan panas ketika siang hari, akhirnya jalan di tempat, kapan lagi kami bisa mendapatkan kejayaan pada lahan melompok Tani kami, ungkap Salikhin agak seru tampak kesal.
Akhirnya saya berfirasat, kawatir yang kita duga lahan kita dijadikan status kawasan lindung, seakan pihak tertentu baca info lalu faham faham saja dan pilih diam tak ambil tau keluhan kita, ucap Salikhin,rauf wajah yang prihatin itu.
Lanjut Salikhin, saya berharap kedepan sebagai usaha ekonomi kita demi masa depan anak-anak dan para generasi muda,semoga generasi muda ini mampu mempertahankan hak dan melestarikan Kehidupan Petani hingga terlepas dari gangguan atau tekanan pihak tertentu, tutup Salikhin.
Engki Saputra selaku Ketua KNPI Kec.Rupat Seorang dari Aktivis Mahasiswa itu dalam kata sambutannya" Saya sangat mendukung Forum ini terbentuk sehingga nanti banyak agenda- agenda untuk pengkajian tentang Pulau Rupat yang kita Cintai ini, dengan ter bentuk Forum ini secara bersama sama maka Fungsikan wadah ini secara baik dan bermanfaat bagi masyarakat,sebut nya.
Dalam kesempatan yang sama,sambutan Nanang Sarwan, berucap"Katanya melanjutkan harapan kita, terbentuknya Forum Masyarakat Peduli Gambut Pulau Rupat ini,maka para pemuda dan masyarakat bisa saling merangkul segala kegiatan dalam memperjuangkan kebaikan dan kebenaran pada hak kepentingan bersama soal Lahan dan Gambut.Kalau memang terbentuk Forum ini semoga Saudara kita "Zaini,Lihin, dan para Aktivis dari Mahasiswa maupun pengurus Organisasi lainnya juga anak kita para Pemuda menjadi Supod pada Forum nantinya hingga dapat mencapai harapan yang kita tunggu, ungkapnya.
Ungkap Salikhin menyambungkan, selama ini harapan sudah tipis,namun kita tidak berputus asa, dan mari kita sama sama bergerak memperjuangkan misi dari (FoMPGPR) kapan perlu Forum ini kita Aktenotariskan juga Sampai ke- Kmekumham sesuai ungkapan M.Subari dan Pak Zaini, namun saat ini Kita bentuk sementara darurat dalam kepentingan spontanitas untuk dapat kita bentangkan utama, cerita kita arahkan kemana? Dalam waktu dekat kita hadapkan ke camat Rupat,, Misi kita pertama penyelamatan Gambut kita, kita yang tinggal di wilayah kita dan memperbaiki daerah kita yang berhadapan langsung pada Damfak selama ini yang menyakiti kehidupan kita, Papar Sdr, Salikhin selaku Ketua Forum terpilih.
Ketika media ini mempertanyakan pihak FoMPGPR yang telah terbentuk, Spontanitas awal kemana? Adapaun tujuan awal yaitu ke Camat Rupat secara langsung yang akan kita lakukan nantinya"sifatnya Seminar" masalah pertahanan gambut Pulau Rupat yang hadir bersama kita mudah-mudahan para pemateri dari Riau yaitu pakar lingkungan hidup,Dr.Elfiriadi,S.Msi dan timnya akan hadir**(M SYOPRI)
0 Komentar